Harian IndoJakarta – Dari temuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Lapas Sukamiskin terungkap bahwa ‘bisnis’ fasilitas mewah di sana berkisar antara Rp 200 juta hingga Rp 500 juta.
“Rp 200-500 juta. Bukan per bulan. Untuk mendapat ruangan, di sana kan ada juga narapidana umum, seharusnya fasilitas sama. Fasilitas narapidana umum dan korupsi sama saja. Tapi ada perbedaan. Kita ingat dulu Ain. Ini bukan yang pertama. Sekarang, itu antara rentangnya Rp 200-500 juta,” ungkap Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Sabtu (21/7/2018).
Namun demikian, Syarif mengaku belum medapatkan informasi terkait berapa tepatnya jumlah sel yang memiliki fasilitas mewah di Lapas Sukamiskin.
“Apakah fasilitas itu ada banyak, kami masih akan lakukan pendalaman,” katanya.
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menambahkan, bila narapina ingin menambah fasilitas di sel maka ia harus menyediakan dana tambahan, yang nantinya akan diurus oleh seorang napi penghubung.
“Kalau mau nambah misal, mau tambah ini, tambah lagi. Penghubung ke Kalapas ada seseorang kayak free rider itu, statusnya terpidana biasa,” ujar Saut.
Hingga saat ini, dalam kasus dugaan suap di Lapas Sukamiskin, KPK telah menetapkan empat orang tersangka, termasuk diantaranya Kalapas Sukamiskin Wahid Husen dan suami mantan aktris Inneke Koesherawati, Fahmi Darmawansyah.
(samsul arifin – www.harianindo.com)
