Jakarta – Banyak yang tidak tahu kalau pompa air sejatinya memiliki ‘pasangan’. Pasangan yang dimaksud adalah tandon atau toren air. Penggunaan pompa yang dipadukan dengan tandon sendiri bertujuan agar pompa air tidak mudah rusak. Tapi, mengapa bisa demikian?
Dengan adanya tandon air, pompa bisa bekerja maksimal, lebih hemat daya, dan lebih tahan lama. Sebaliknya, penggunaan pompa air tanpa tandon atau toren, akan membuat pompa mudah rusak. Soalnya, mesin pompa air akan sering start dan stop dalam interval yang relatif singkat, atau sesuai pemakaian.
Selain start dan stop dalam interval yang singkat, pemakaian pompa air tanpa toren juga berarti mengalirkan air langsung dari pompa menuju keran. Keran yang umumnya memiliki atau digunakan dengan bukaan kecil, tentu akan mengalirkan air yang kecil pula.
Di sisi lain, mesin pompa air tetap menyedot dan mengeluarkan air dalam jumlah yang sesuai kemampuannya, atau lebih besar dari aliran air keran.
Hal ini membuat tekanan dalam pipa dan tabung akumulator akan naik. Akhirnya, pressure switch akan bekerja memutus arus listrik ke motor pompa sehingga stop.
Karena aliran air yang kecil pada keran tadi terus mengalir, maka dalam waktu singkat, tekanan air dalam pipa dan akumulator kembali turun sampai pressure switch kembali membuat motor listrik start dan pompa berputar kembali.
Begitu seterusnya dan terjadi berulang-ulang, hingga keran air ditutup sepenuhnya atau dibuka sepenuhnya. Sistem pengoperasian seperti ini bisa boros listrik dan juga umur dari motor listrik akan lebih pendek. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)