Jakarta – Rakornas Gerindra yang dilaksanakan pada 11 April 2018 lalu memang sudah memberikan mandat kepada Prabowo Subianto untuk menjadi calon presiden (capres) pada Pemilu 2019. Dan hal itu akan terus digaungkan oleh para penggerak partai.
Nizar Zahro selaku Ketua DPP Gerindra menuturkan bahwa “Pertama, semua kader memutuskan Bapak Prabowo sebagai capres bukan cawapres, dan mohon maaf bukan juga kingmaker,”
“Ini betul-betul menyulitkan bagi partai politik untuk memajukan ketua umum sebagai capres dan cawapres. Karena ini sudah menjadi keputusan makanya kami mencari siapa partai koalisi untuk bisa memenuhi syarat 20 persen itu,” katanya.
Nizar selain itu juga menjelaskan bahwa maksud yang tersirat dari pernyataan Prabowo adalah bisa saja menggandeng Ketua Umum PAN Zulkfli Hasan, kader PKS yang juga Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Al Jufri, atau dengan Ketua Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Yang dibutuhkan kader terbaik bangsa ini adalah dua saja untuk jadi capres dan cawapres. Kalau nanti partai koalisisnya itu ada dua sampai lima sudah barang tentu ada ketua umum partai politik yang harus legawa,” katanya.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)