Jakarta – Din Syamsudin selaku Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ungkapkan keraguan terkait hasil dari penelitian dari Rumah Kebangsaan dan Dewan Pengawas Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) yang merilis 47 masjid terindikasi menyebarkan radikalisme itu.
Saat ditemui di Istana Kepresidenan kemarin, dirinya berkata bahwa “Ya saya ragukan hasil survei atau penelitian itu ya. Saya belum tau metodologinya. Apalagi jika dikaitkan dengan lembaga dan institusi,”
Selain itu beliau juga membantah perihal adanya mubalig di masjid yang keras dalam menyampaikan isi ceramahnya. Namun, menurut dia, itu masih itu dapat dimaklumi.
“Sebaiknya hal-hal seperti itu harus benar-benar clear dengan bukti, fakta. Karena hal seperti ini sangat sensitif. Bisa menimbulkan ketersinggungan di kalangan umat Islam. Tidak hanya pengurus masjid yang dituduhkan itu, tapi bisa merasa wah kita ini dituduh sebagai kaum radikal. Ini yang tidak positif selama ini,” ucap Din.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu berpesan kepada lembaga survei atau penelitian manapun untuk berhati-hati. Apalagi ia mengaku sering mendengar adanya keluhan dari umat Islam mengenai penelitian ini.
“Dari kalangan umat Islam itu sering curhat, kenapa hanya masjid yang diteliti. Kenapa hanya rumah ibadat orang Islam yang dinyatakan radikal, sementara yang lain tidak. Hal-hal seperti inilah yang harus dijaga,” terang Din Syamsuddin.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)