Jakarta – Ramai dibicarakan debat mulut antara aktivis Ratna Sarumpaet dengan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan di tepi Danau Toba. Cekcok mulut soal pencarian korban KM Sinar Bangun dihentikan atau tidak itu terjadi di Posko Tim Pencarian KM Sinar Bangun, Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, sekitar pukul 09.00 WIB.
Ratna mengatakan kepada media bahwa tujuan berada di Danau Toba untuk mendampingi keluarga korban KM Sinar Bangun. Ia mengaku tidak menerima alasan pemberhentian pencarian korban ini.
“Kerjaan saya kan mengadvokasi. Di Kampung Akuarium kan begitu juga yang saya kerjakan. Di Aceh juga begitu,” kata Ratna saat ditemui dilokasi, Minggu (01/07/2018).
Ratna menjelaskan bahwa dirinya tengah berupaya untuk tetap menyampaikan protesnya, tapi dia terus saja dihalangi oleh aparat yang berjaga disana.
“Ada polisi, ada tentara. Saya ditarik-tarik terus sama polisi,” jelasnya.
Baca juga : Ngabalin Tuding Ratna Sarumpaet Provokasi Keluarga Korban di Danau Toba
Menanggapi hal tersebut, Politikus PDIP Hendrawan Supratikno menilai bahwa seharusnya antara Ratna Sarumpaet dengan Menko Luhut dapat terjalin sebuah komunikasi yang baik. Hendrawan mengatakan bahwa sebaiknya jangan sampai ada keributan diantara keduanya sebab keduanya masih dalam satu tujuan yang sama.
“Tujuannya sama-sama baik. Harusnya dibangun komunikasi yang baik. Jangan ada rebutan panggung pesona,” ujar Hendrawan Supratikno kepada wartawan, Senin (02/07/2018).
“Pemerintah memang harus memaksimalkan upaya pencarian korban. Ini yang diinginkan Ratna, yang sebenarnya juga sedang diusahakan pemerintah. Coba saja bila mereka berdua ngobrol dulu sebelum turun kebawah, hasilnya akan bagus,” sambungnya.
(Muspri-www.harianindo.com)