Harian IndoJakarta – Aktivis Ratna Sarumpaet diberitakan diusir saat mengunjungi korban tenggelamnya kapal KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba.
Terkait pemberitaan itu, Ratna membantahnya melalui akun Twitter @RatnaSpaet, Selasa (3/7/2018).
Ratna meminta kepada pihak-pihak yang yang tidak mengerti permasalahannya untuk tidak ikut bicara.
“Kalau tak tau msalah DIAM @ferdiriva!! Yg dberitakan “ngusir Ratna” bukan Kel.
Korban, tp seorang perempuan muda, teriak2 spt kesurupan, mengaku sbg dukun Penjaga Leluhur Nusantara, dipasang utk membentengi keputusan Pmerintah STOP evakuasi 164 korban di dasar Dn. Toba @KurniaNN,” tulis akun @RatnaSpaet.
Seperti diketahui sebelumnya, beredar sebuah rekaman video di media sosial yang memperlihatkan Ratna terlibat adu mulut dengan seorang wanita yang mengaku salah satu keluarga korban, dimana di sana juga ada Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.
Saat itu sedang dilakukan pembicaraan antara tim gabungan Basarnas, Luhut, dan keluarga korban di tenda Posko Tim Pencarian KM Sinar Bangun di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Senin (2/7/2018).
Usai insiden itu, Ratna menjelaskan bahwa dirinya tidak ingin upaya evakuasi terhadap korban dihentikan begitu saja.
“Saya gak mau ini dihentikan, sebelum semua mayat diangkat. Ini masalah kemanusiaan. Masalah kemanusiaan itu tidak lokal Tapanuli, Indonesia. It’s internationally,” kata Ratna Sarumpaet.
“Soal ini harus cari sampai selesai. Itu saja. That is my poin. Jadi jangan diiming-iming dengan janji-janji yang semalam disampaikan di kantor bupati. Itu gila, keluarga korban ada di situ. Mau dibayar Rp 69 juta lalu selesai. Gak bisa,” tandasnya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)
