Bangkok – Pengadilan Thailand akhirnya membebaskan seorang penyanyi terkenal sekaligus aktivis politik dari dakwaan pencemaran nama baik Raja. Ini merupakan pembebasa kedua kalinya pekan ini terhadap dakwaan yang sama kepada aktivis Thailand.
Sebagaimana diberitakan Associated Press pada Sabtu (30/6/2018), pengadilan Provinsi Ratchaburi, Thailand, memutuskan pada Jumat (29/6/2018), bahwa meskipun Thanat Thanavacharanon, yang memilik nama panggung Tom Dundee, telah mengaku bersalah, namun tidak ada bukti yang mendukung tuntutan terhadap Thanat.
Thanat sendiri telah menjalani hukuman penjara 10 tahun dan 10 bulan setelah divonis dua kali atas tuduhan yang sama. Thanat juga dibebaskan pada Maret lalu dalam UU lese majeste untuk ketiga kalinya.
Dilansir dari Reuters, junta militer Thailand menerapkan zero tolerance terhadap kritik kepada raja dan memanfaatkan hukum lese-majeste yang mengatur hukuman penjara hingga 15 tahun untuk setiap pelanggaran.
Hukuman untuk penghina raja menjadi semakin keras di bawah junta militer dan seorang pelaku dipenjara selama 30 tahun pada 2015.
Sebelumnya Thanat, yang telah dipenjara sejak penangkapannya pada 2014, telah membantah tuduhan itu tetapi mengaku secara tiba-tiba di pengadilan pada Senin (28/6/2018).
Baca juga: Mahathir Nilai ASEAN Belum Banyak Berpengaruh Terhadap Malaysia
Mengakui kejahatan lese majeste adalah praktik rutin di Thailand, di mana terdakwa sering mengaku bersalah dengan harapan hukuman yang lebih ringan.
Thanat dituduh memfitnah raja Thailand, mendiang Bhumibol Adulyadej, selama pidato 2013 untuk aktivis di sebuah rapat politik di Bangkok. Dia ditangkap dan didakwa pada Juli 2014, menyusul tekanan oleh kelompok ultra-royalis di Departemen Investigasi Khusus Thailand untuk mengadili Thanat. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)