Jakarta – Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra berbicara blak-blakan soal peristiwa Pilpres 1999 lalu dimana saat Amien Rais menjabat sebagai Ketua MPR.
Hal ini dikatakan Yusril terkait rekomendasi pembentukan koalisi antara Gerindra, PAN, PKS dan PBB, usai Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Amien Rais bertemu dengan Imam Besar FPI Habib Rizieq, di Mekkah, belum lama ini.
“Kami menyambut baik apa yang diusulkan Habib Rizieq dan sudah dibicarakan juga dengan pak Prabowo saat pertemuan dengan beliau di sana. Kami menganggap itu satu ide yang baik dan sudah terbentuk satu pikiran di tengah masyarakat kita seperti itu,” kata Yusril di kantornya di bilangan Kasablanka, Jakarta Selatan, Senin (4/6//2018).
Namum demikian, Yusril juga mengingatkan agar koalisi dibentuk secara jujur, dan tidak ingin kejadian yang sama terulang pada dirinya pada Pilpres 1999 lampau.
“Mudah-mudahan tidak terulang seperti kasus 1999 saya kan ikut dikerjain saat 1999 itu. Kami berharap kali ini ada satu pembicaraan yang baik dengan kejujuran, khususnya kepada pak Amien Rais, saya berharap demikian,” tutur Yusril.
Seperti diketahui sebelumnya, Yusril secara gamblang menyebut politisi senior Amien Rais sebagai pendusta saat dirinya masih menjabat sebagai Ketua MPR pada 1999 lalu. Saat itu ia harus berhadapan dengan Gus Dur dan Megawati, padahal seharusnya ia menjadi calon tunggal.
“Saya sudah sering mengatakan Amien Rais itu berdusta. Sampai hari ini Amien Rais tidak berani men-challenge omongan saya tidak benar. Itu fakta sejarah,” ucap Yusril di kantor Bawaslu, Jakarta, Jumat, 2 Maret 2018 lalu.
Yusril lantas menceritakan bagaimana saat itu pendaftaran capres 1999 telah ditutup pada pukul 07.00 WIB, sedangkan dirinya telah mendaftarkan diri sebelum itu.
Berkas-berkas miliknya telah diserahkan ke MPR, yang memang pada saat itu Pilpres masih dipilih oleh anggota MPR, belum pemilihan langsung oleh rakyat seperti saat ini.
Menurut pengakuan Yusril, tidak ada capres lain lagi yang masuk mendaftar, selain dirinya, hingga pendaftaran ditutup. Hal itu diketahuinya karena ia selalu memantau di gedung MPR untuk melihat siapa saja yang akan mendaftar.
“Gus Dur belum daftar, Megawati belum juga. Jam 8 mereka daftar,” kata Yusril.
Menurut penuturan Yusril, tidak hanya terlambat, berkas pendaftaran Megawati dan Gus Dur juga tidak lengkap.
“Gus Dur tidak menyerahkan apa-apa. Megawati juga tidak,” katanya.
Namun demikian, saat Sidang Paripurna MPR yang dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan agenda Pemilihan Presiden, Amien Rais menyebutkan ada tiga calon presiden, yakni Yusril, Gus Dur, dan Megawati. Bahkan Amien mengatakan bahwa ketiganya telah menyerahkan berkas persyaratan pendaftaran.
“Ketiga-tiganya telah menyerahkan berkas dan lengkap. Jadi kita sahkan tiga calon, setuju?,” cerita Yusril menirukan perkataan Amien Rais kala itu.
Yusril mengaku memilih diam meskipun ia bisa menginterupsi pernyataan Amien Rais, karena ia menilai keputusan yang diucapkan dalam rapat terbuka untuk umum adalah sah secara hukum.
“Saya tidak teriak. Saya diam saja, karena saya tahu keputusan yang diucapkan dalam rapat pleno terbuka untuk umum, itulah yang mengikat,” ujarnya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)