Jakarta – Media sosial diramaikan dengan beredarnya screenshot pengadaan tong sampah buatan Jerman oleh Pemprov DKI seharga USD 253,62 atau sekitar Rp 3,6 juta.
Dalam screenshot situs e-katalog LKPP tertulis, tong sampah beroda dengan kapasitas 660 liter merek Weber ini dibeli sebanyak 2.640 buah dengan ongkos kirim sebesar USD 5.581 atau Rp 79,2 juta.
Menurut penjelasan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Isnawa Adji, tong sampah tersebut diperlukan untuk memodernisasi proses pengumpulan sampah agar lebih efisien bila dibandingkan dengan cara tradisional menggunakan gerobak sampah.
“Proses ini tidak efektif dan tidak efisien. Coba kita hitung berapa kali sampah itu naik turun untuk bongkar muat saja. Naik ke gerobak di masing-masing rumah, turun dari gerobak di TPS, naik ke truk sampah dan turun lagi di TPST Bantargebang,” kata Adji, Minggu (3/6/2018).
Nantinya, jalur pengumpulan sampah yang dilalui truk sampah jenis compactor atau truk sampah tertutup yang dilengkapi mesin press sampah, akan disediakan tong sampah 660 liter tersebut.
Selain itu, Jakarta akan menjadi tuan rumah pelaksanaan Asian Games, sehingga modernisasi layanan pengelolaan sampah perlu dilakukan.
“Tahun ini, Ibu Kota juga menjadi tuan rumah Asian Games, sesuai pesan Pak Gubernur dan Pak Wagub, kita harus menjadi tuan rumah yang baik dan kita harus menorehkan catatan sejarah, salah satunya yang menjadi fokus kami di DLH ada memodernisasi dan meningkatkan layanan pengelolaan sampah,” ujar Adji.
Terkait harga tong sampah tersebut, Adji mempersilahkan masyarakat membandingkannya dengan harga barang yang sama di toko online dengan yang tercantum pada e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
“Mekanisme e-purchasing memberikan keleluasaan bagi pemerintah untuk memilih produk yang benar-benar sesuai kebutuhan dengan harga terbaik. Silakan dibandingkan, ternyata memang harga produk sejenis di toko-toko online, rata-rata lebih mahal dari harga kami beli melalui e-katalog LKPP,” kata Adji.
Selain itu, pihak importir yang dipegang oleh PT Groen Indonesia, dipilih juga berdasarkan aspek legalitas dan berbagai pertimbangan yang lainnya.
“Ini demi meyakinkan kami, bahwa penyedianya pun bukan perusahaan abal-abal, sehingga after sales service-nya dapat terjamin,” pungkas Adji.
(samsul arifin – www.harianindo.com)