Jakarta – Pertemuan antara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, dan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) dinilai telah membuat panik koalisi partai pendukung Jokowi.
“Ini jadi heboh dari pihak Istana dan parpol koalisi karena panik, ya. Pak Prabowo ketemu, tokoh-tokoh itu ketemu Habib Rizieq sebagai imam besar umat Islam, Pak Prabowo capresnya umat Islam. Ini yang mungkin kekhawatiran mereka,” ujar anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade.
Terkait pendapat ini, Wasekjen PPP Achmad Baidowi atau Awiek justru menilai pihak Gerindra yang panik karena Prabowo belum memenuhi persyaratan minimum koalisi partai untuk maju di Pilpres 2019 mendatang.
“Yang panik itu Gerindra karena sampai saat ini belum resmi dapat koalisi untuk memenuhi syarat 20% kursi atau 25% suara, sehingga Prabowo belum bisa mengantongi tiket pilpres,” ujar Achmad Baidowi kepada wartawan, Sabtu (2/6/2018).
Salah satu tanda kepanikan yang ditunjukkan menurut Awiek yakni dilakukannya ibadah umrah dengan balutan agenda politik.
“Tanda-tanda kepanikan terlihat ketika ibadah umrah pun diselipi agenda silaturahmi politik,” jelasnya.
Awiek juga menegaskan, pertemuan antara Prabowo, Amien Rais, dan elit PKS dengan Habib Rizieq tidak berpengaruh apapun.
“Bagi kami, Prabowo bertemu Amien Rais beberapa kalipun tak ada efeknya. Yang menilai adalah publik,” kata Awiek.
“Termasuk juga ada elemen PA 212, bagi kami biasa saja. Karena elemen 212 ketika menjadi gerakan politik ternyata tidak tunggal namun menyebar hingga beberapa kelompok,” tandasnya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)