Pontianak – Muncul kabar lain yang menyebut bahwa seorang lelaki penyebar isu bom yang berinisial FN bukan berteriak bom pada pramugari saat di pesawat Lion Air di Bandara Pontianak baru-baru ini. Diketahui, teriakan FN tersebut menyebabkan kepanikan di pesawat lantaran ia dikabarkan menyebut membawa bom di dalam tas. Karena ulahnya itu ia terancam hukuman penjara selama delapan tahun.
“Sanksinya maksimal hukuman 8 tahun,” ujar Wawan di Mapolresta Pontianak, Senin (28/5/2018) malam.
Hingga kini, FN diketahui masih ditahan oleh pihak kepolisian setempat guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut terkait perkataannya tersebut. Berdasarkan keterangan Wawan, saat itu FN sendirian ketika berkomunikasi dengan pramugari.
“Istilahnya Joke Bomb. Jadi dia menyampaikan dengan pramugari. Berkata tentang bom saja itu tidak boleh di lingkungan bandara,” ujar Wawan.
“Dia (FN) ditanya pramugari, tas itu isinya apa, dijawab isinya bom. Saat itu sudah boarding dan penumpang sudah sekitar 95 persen berada di dalam pesawat,” tambah.
OAS Manajer Angkasa Pura II, Bernard Munthe mengatakan berdasarkan penuturan pramugari memang awalnya terjadi kesalahpahaman antara sang pramugari dan penumpang yang mengatakan ada Bom tersebut.
“Jadi saat salah satu penumpang ditangani pramugari dan versi penumpang, ada sedikit pertengkaran. Kemudian, penumpang tersebut mengatakan bom dan terjadi kesalahpahaman dengan pramugari,” ujarnya.
Di sisi lain, Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono memastikan jika insiden yang terjadi di pesawat lion air tersebut merupakan Bomb Joke atau candaan tentang Bom. Didi Haryono menuturkan bahwa “Bomb Joke” yang terjadi bermula adanya Iniatial Report Bomb Joke di pesawat Lion Air JT687.
“Berdasarkan keterangan dari pramugari, seorang penumpang menyebutkan tentang bom di bungkusan yang tertinggal di lantai pesawat,” katanya.
Saat ditanya pramugari barang milik siapa, lanjut Kapolda pria yang diketahui berinisal FN (26) tersebut mengakui barang tersebut miliknya dan berisikan bom. FN berusia 26 tahun, strata satu (S1) alumnus satu di antara perguruan tinggi di Pontianak. Ia tercatat penumpang pesawat dengan kode booking TSHYUD.
“Saat itu pesawat sudah dalam keadaaan siap akan take off dan pintu kabin sudah tertutup. Akibat adanya Bomb Joke , suasana menjadi panik, sehingga penumpang membuka emergency exit door dan keluar melalui sayap pesawat,” kata Kapolda.
Di media sosial Twitter sendiri, tengah ramai diperbincangkan bahwa FN tidak teriak soal bom melainkan yang terdengar justru kata lain. Namun karena miss komunikasi, pramugari justru mendengar kata tersebut bom. Tak sedikit netizen yang justru membela FN.
“Banyak yg hina pace ini.. karena dituduh mengucapkan kata bom.. padahal info dri teman dan saksi.. katanya justru Pramugari yang salah dengar.. dia bilang “ini Laptop Bu” “PRAMUGARI TELINGA TULI TU DENGAR NYA ADA KATA BOM” DAN DIA LANGSUNG BUKA PINTU DARURAT BIKIN ORG PANIK” tulis akun @jayapuraupdate.
“Mungkin pramugarinya trauma dgn kata BOM, apalagi pesawat sering dibajak oleh teroris. Pace Frans tdk salah, karena dialek org timur yang agak beda dengan di jawa. Misal ” Bebek” bagi org jawa ucapannya “Pepek” bagi org timur itu kurang sopan. Salah dengar atau salah ucap…” kata akun @tong_basudara.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)