Surabaya – Fenomena bom bunuh diri dengan pelaku wanita seperti yang terjadi di Surabaya memang bukanlah pertama kali terjadi di Indonesia. Akan tetapi, aksi tersebut merupakan aksi pertama yang berhasil. Hal tersebut sebagaimana yang disampaikan oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
“Fenomena bom bunuh diri wanita ini juga bukan yang pertama, tapi ini yang berhasil,” kata Tito dalam jumpa pers di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Senin (14/5/2018).
Tito mengungkapkan bahwa tahun lalu Polri berhasil menggagalkan serangan bom bunuh diri yang dilakukan oleh seorang perempuan bernama Dian Yulia Novi (28). Wanita yang berasal dari Jawa Barat tersebut, ketika itu berusaha menyerang Istana Kepresidenan Jakarta.
Lantas, Novi ditangkap dan dibawa ke Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Ketika tengah diperiksa polisi, Novi diketahui sedang dalam keadaan hamil.
“Setelah di Mako Brimob, kemudian yang bersangkutan melahirkan. Waktu melahirkan bayi itu yang menolong dan mengurusi Novi dan bayinya itu adalah Iptu Sulastri, polisi yang dipukul itu, yang polwan,” kata Tito.
Iptu Sulastri sendiri merupakan salah satu sandera yang selamat ketika para napi teroris di Rutan Negara Cabang Salemba di Mako Brimob melakukan kerusuhan dan penyanderaan. Sebanyak 5 dari 9 polisi yang disandera gugur. Para polisi yang gugur ini dibunuh secara sadis oleh para napi.
Sedangkan, Novi dan bayinya selamat usai dievakuasi. Dalam jumpa pers tersebut, Tito menambahkan fenomena serangan bom bunuh diri oleh wanita juga bukan pertama kali di dunia. Di Sri Lanka hingga Irak, sejumlah wanita juga pernah melakukan aksi bom bunuh diri.
Diketahui, telah terjadi rentetan teror bom di wilayah Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, dalam 25 jam terakhir ini. Total ada 21 warga yang menjadi korban tewas dalam insiden mengenaskan tersebut. Dalam kasus ini, pasangan suami-istri, Dita Oepriarto dan Puji Kuswati, jadi pelaku pengeboman gereja di Surabaya.
Dita dan sang istri mengajak anak-anaknya beraksi melakukan bom bunuh diri di 3 gereja. Dita diketahui sebagai pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)