Jakarta – Hasil survei terbaru dari Media Survei Nasional (Median) menunjukkan elektabilitas Jokowi tetap berada di paling atas, mengungguli rival terberatnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Dalam survei yang dilakukan pada 24 Maret – 6 April 2018, elektabilitas Jokowi mengelami kenaikan sebesar 1,2 persen, dari 35,0 persen dari survei bulan Februari lalu menjadi 36,2 persen.
Hal sebaliknya terjadi pada elektabilitas Prabowo yang menurun dari 21,2 persen pada Februari 2018 menjadi 20,4 persen.
Dalam surveinya, Median memberikan pertanyaan “Jika pemilihan presiden dilakukan saat ini, siapakah yang Anda pilih menjadi Presiden RI?”
Responden yang berjumlah 1.200 orang ini juga disodorkan 45 nama untuk dipilih. Namun demikian, bila pilihannya tidak tercantum dalam daftar 45 nama tersebut, responden bisa tetap menyebutkan namanya.
Dari hasil survei tersebut, Jokowi berada di paling atas dengan 36,2 persen. Disusul kemudian Prabowo (20,4 persen), Gatot Nurmantyo (7 persen), Jusuf Kalla (4,3 persen), Anies Baswedan (2 persen), Muhaimin Iskandar (1,9 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (1,8 persen), Anis Matta (1,7 persen), Hary Tanoesoedibjo (1,6 persen), TGB M Zainul Majdi (1,5 persen), dan Yusril Ihza Mahendra (1 persen).
Sedangkan nama-nama lainnya memperoleh elektabilitas di bawah 1 persen.
Menurut Direktur Riset Median Sudarto, kenaikan elektabilitas Jokowi dikarenakan tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintah saat ini.
“Terjadi peningkatan kepuasan sedikit dibandingkan dengan Februari lalu. Ini karena banyak infrastruktur yang sudah selesai dan dirasakan masyarakat,” kata Sudarto saat merilis hasil surveinya di Jakarta, Senin (16/4/2018).
Sedangkan penurunan elektabilitas Prabowo dikarenakan mantan Danjen Kopassus ini tidak juga mendeklarasikan diri sebagai calon presiden.
Selain itu, pernyataan kontroversial yang dilontarkan Prabowo beberapa waktu lalu terkait perkiraan 2030 Indonesia akan bubar ikut mempunyai andil dalam penurunan elektabilitas.
(samsul arifin – www.harianindo.com)