Jakarta – Kecoa alias lipas sudah ada dibumi sejak 300 juta tahun silam tanpa banyak berevolusi. Warnanya cokelat merah kehitaman. Ia ditakdirkan untuk bisa bertahan di segala musim dan iklim, baik panas menyengat atau dingin membeku.
Tak hanya itu, makhluk ini juga lebih resisten terhadap radiasi dibandingkan dengan makhluk lain. Faktanya, hanya kecoak yang selamat pada Perang Dunia II.
Anehnya binatang ini juga mampu hidup selama sebulan tanpa kepalanya, sampai akhirnya mati kelaparan. Kecoak tidak butuh kepala untuk bernapas, bahkan otak sebagai alat kontrol tubuh. Kehilangan kepala tidak membuatnya kehilangan darah seperti kita.
Ketahanan lipas diimbangi pula dengan cepatnya berkembang biak. Dalam sebulan ia bisa menghasilkan lipas yunior lebih dari 40 ekor. Mereka kaum omnivora yang berarti makan apa saja. Misalnya feses, lem, sisa makanan di dapur, organisme mati (termasuk mayat manusia), keturunannya sendiri, bahkan bir dilahapnya.
Baca juga : Simak, Cara Mengatasi Asam Urat Dengan 3 Siung Bawang Merah
Selain menjijikkan bagi kebanyakan orang (bahkan beberapa orang begitu fobia padanya), kecoak dituding sebagai penyebar bakteri dan penyakit. Misalnya penyakit gangguan pernapasan, pemicu asma dan membuat makanan yang dihinggapnya terkontaminasi beragam bakteri dari berbagai penyakit lainnya.
Dilansir Tribunnews, Kamis (12/04/2018), kecoa rupanya juga berprotein tinggi. Asal tidak merasa jijik, anda dapat memilih kecoa sebagai salah satu sumber protein hewani.
Cara memasaknya, cabut dulu semua kaki dan sayapnya. Potong bagian kepala, dan buat irisan di tengah badan. Sebelum dipanggang, campur dengan bawang dan garam. Selamat mencoba !
(Muspri-www.harianindo.com)