Jakarta – Baru-baru ini, Ratna Sarumpaet menuding ada pihak yang ingin membuatnya berkonflik dengan Gubernur Ibukota DKI Jakarta, Anies Baswedan. Ratna menilai bahwa pihak tersebut memanfaatkan masalah penderekan mobilnya oleh petugas Dishub DKI beberapa waktu silam.
“Saya lihat ada tendensi kemarin itu mau membuat saya berkonflik dengan gubernur yang saya pilih. Dia itu gubernur yang saya pilih dan justru karena dia saya pilih maka saya mau meluruskan. Saya nggak mau dikonflik-konflikkan sama orang yang masih saya percaya,” kata Ratna saat konferensi pers di Restoran Dapur Indonesia, Jalan Sabang, Jakarta Pusat, Senin (9/4/2018).
Menurut pengakuan dari Ratna, persoalan terkait dengan penderekan mobil yang dialaminya tersebut merupakan masalah kebanyakan orang di berbagai daerah. Akan tetapi, ia menilai bahwa masyarakat selama ini tak ingin berbicara jika merasa haknya dilanggar.
“Persoalan ini bukan persoalan Ratna Sarumpaet. Persoalan ini bahkan bukan persoalan Anies Baswedan semata. Tapi persoalan ini persoalan semua pemerintah daerah di seluruh Indonesia punya masalah ini. Masalah ini sudah lama terpendam,” ujarnya.
“Mereka yang menjadi korban biasanya terima saja, kerja damai atau apa. Saya punya kewajiban kepada masyarakat bahwa warga punya hak jika kita diperlakukan melawan undang-undang,” sambung Ratna.
Ratna menyatakan jika petugas Dishub DKI tak boleh sembarangan dalam menderek mobil. Menurutnya, jika hal tersebut dilakukan, bakal ada ribuan mobil di Jakarta yang akan menjadi korban.
“Jangan tahu-tahu ada running text bilang semua yang ada di jalan harus diderek. Bisa 700 ribu mobil sehari diderek,” ucap Ratna.
Ratna sendiri telah mengajukan somasi kepada Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Somasi dilayangkan Ratna akibat penderekan mobil Avanza B-1237-BR miliknya pada 3 April 2018 yang dinilainya tidak sesuai dengan aturan.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)