Jakarta – Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 sejumlah lembaga survei telah merilis beberapa hasil yang diperoleh dari lapangan. Salah satunya tentang tingkat elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) yang bisa dikatakan lebih tinggi bila dibandingkan dengan para calon yang lainnya seperti Prabowo Subianto.
Mengetahui hal itu, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono angkat bicara. Arief mengakui bahwa dirinya merasa ragu dengan hasil survei yang mengatakan bahwa tingkat elektabilitas Jokowi lebih tinggi daripada yang lainnya.
“Elektabilitas Joko Widodo itu seperti elektabilitas jadi-jadian yang disajikan lembaga survei,” kata Arief di Jakarta, Sabtu (07/04/2018).
Arief juga menyebutkan bahwasanya lembaga survei yang ada saat dini telah menjadi salah satu alat propaganda untuk membangun kesan bahwa Jokowi masih diinginkan masyarakat.
Baca juga : Sinyal Prabowo Pilih Gatot Untuk Bertarung Dengan Jokowi Makin Menguat
“Padahal, fakta antara elektabilitas Joko Widodo dengan kinerja pemerintahannya tidak simetris. Pengangguran makin meningkat sedangkan tenaga kerja asing di Indonesia meningkat pesat,” jelasnya.
Selain itu, Arief juga menilai bahwa daya beli masyarakat saat ini sudah semakin menurun dan tingkat terjadinya PHK yang semakin tinggi. Daya beli yang semakin menurun ini juga dipengaruhi oleh kenaikan harga seperti BBM, listrik, dan lain sebagainya.
“Belum lagi harga beras, tarif dasar listrik terus meroket dibarengi kurs rupiah terhadap USD makin tergerus, serta utang menumpuk hingga tiga kali lipat,” jelasnya.
(Muspri-www.harianindo.com)