Jakarta – Nama Arseto Suryoadji Pariadji belakangan ini menjadi perbincangan netizen setelah pernyataan dirinya dalam video soal undangan pernikahan anak Presiden Joko Widodo yang disebutnya dijual seharga Rp 25 juta.
Berikut yang disampaikan Arseto dalam videonya:
“Gua buka ke publik ya, gua laporin ke Polda kalau perlu sekarang. Waktu Jokowi kawinan undangannya itu dijualin Rp 25 juta satu undangan sama orang-orang pendukung Jokowi, cuih
Dasar koruptor lo semua koruptor, hah? Gua Arseto, mau apa lo? Mau nge-bully gua, gua bully lo emang lo koruptor, emang lo penjahat semua. Pendukungnya sama presidennya semua kok sama?
Orang gila semua itu, main proyek. Emang baj**an-baj**an, se**n-se**n itu, beneran. Dan Jokowi udah tambah kaya sekarang, bisa bayar semua. (Suara samar-samar) itu boneka aja di belakangnya main korupsi semua itu. Yang bawa aja itu undangan dijual 25 juta, udah gila-gilaan dah mereka.”
Dalam videonya yang lain, Arseto juga mengaku diancam oleh pendukung Jokowi melalui telepon yang mengancam akan menyembelih dirinya.
“saya memang dulu ditawari undangan anaknya Jokowi 1 undangan 25 juta. saya di telp pendukungnya mau disembelih saya bilang silahkan datang saya tunggu di kelapa gading. Tidak datang-datang juga.
Tentang kasus undangan ini sudah pernah di usut kepolisian
saat dulu santer berita undangan kawinan anaknya jokowi di palsukan di jual 25 jut tapi setelah di cek itu asli
jadi yang saya buka ke publik bukan hoax bisa di konfirmasi,” kata Arseto dalam video tersebut.
Dalam video terbarunya Arseto juga berbicara blak-blakan soal sumber dana yang selama ini ia gunakan.
Arseto mengaku membiayai perjuangannya dengan menjual rumah dan apartemennya.
“Saya dana pribadi tidak ada dana dari siapapun. untuk negara saya berkorban. ini yang saya tentang grup2 relawan atau pendukung yang kita tidak tahu siapa sebenarnya mereka. saya yakin Pak Jokowi juga tidak setuju cara cara mereka (grup relawan) yang memecah belah kita semua dan mengeruk uang kita saja,” kata Arseto.
Status Arseto sendiri saat ini menjadi tahanan Polda Metro Jaya atas laporan sejumlah pihak, termasuk Jokowi Mania (Joman) dengan tuduhan pencemaran nama baik dan penyebaran ujaran kebencian melalui media sosial.
(samsul arifin – www.harianindo.com)