Yerusalem – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pernyataan kontroversial terkait para migran Afrika yang disebutnya lebih buruk dari pada para teroris.
Netanyahu, menyampaikan dalam sebuah konferensi pembangunan di kota gurun Dimona, di selatan Israel, tentang peran pagar listrik yang dibangun di sepanjang perbatasan negara itu dengan Mesir.
Menurutnya, pagar tersebut telah memberikan peranan besar dalam melindungi negara itu dari berbagai serangan, termasuk teroris dan juga banjir migran.
“Jika bukan karena pagar itu, kita akan menghadapi sejumlah serangan berat dari teroris Sinai, dan mungkin sesuatu yang lebih buruk, yakni banjir migran ilegal dari Afrika,” ujarnya sebagaimana diberitakan AFP pada Selasa (20/3/2018).
Kementerian Dalam Negeri Israel melaporkan, saat ini ada sekitar 42.000 migran Afrika yang ada di wilayah negara Yahudi tersebut. Kebanyakan berasal dari negara Eritrea dan Sudan.
Pemerintah Israel telah menawarkan kepada para migran tersebut untuk dideportasi dengan mendapat uang saku sekaligus tiket, dan jika menolak akan menghadapi ancaman penjara hingga waktu yang tidak ditentukan.
“Kita bicara tentang negara Yahudi dan demokratis. Tapi bagaimana kita dapat memastikan sebuah negara Yahudi dan demokratis masih tetap ada dengan 50.000, kemudian 100.000 atau 150.000 migran per tahun,” ujarnya.
“Dan setelah 1 juta atau 1,5 juta kita mungkin akan tutup. Tapi kita tidak ingin menutup, kita membangun pagar,” tambahnya. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)