Jakarta – Ilmuwan Stephen Hawking pernah menyatakan menyatakan penolakannya terhadap Israel saat dirinya diundang untuk menghadiri Konferensi Presidensial di Israel pada Mei 2013 lalu.
Keputusan Hawking ini mendapat tentangan keras dari Ketua Panitia Konferensi, Maimon, dengan menyebutkan sikap Hawking tersebut memalukan.
“Boikot akademis terhadap Israel menurut kami memalukan dan tak patut, tentunya bagi seseorang yang punya semangat kebebasan yang didasari kemanusiaan dan akademisnya,” kata Maimon, seperti dikutip dari BBC.
Awalnya Hawking memang menyatakan bersedia untuk datang dengan harapan mendapatkan kesempatan mengajar di Tepi Barat. Namum kemudian, Hawking memutuskan untuk tidak hadir melalui surat yang ia kirimkan ke Kantor Presiden Israel.
“Sebuah surat telah dikirimkan pada Jumat kepada Kantor Presiden Israel dari Stephen Hawking tentang keputusannya untuk tidak menghadiri Konferensi Kepresidenan, berdasarkan saran dari akademisi Palestina bahwa dia harus respek terhadap aksi boikot,” kata Juru Bicara Universitas Cambridge kepada CNN, 10 Mei 2013.
Dukungan terhadap pendidikan di Palestina juga dilakukan Hawking melalui ajakan penggalangan dana bagi para pelajar di Palestina, yang ia tulis melalui akun resmi Facebooknya.
“Saya mendukung hak-hak ilmuwan di mana-mana untuk kebebasan gerakan, publikasi dan kolaborasi. Dalam semangat ini, saya ingin membawa proyek penggalangan dana yang bertujuan untuk menggalang dana untuk membuat sekolah fisika tingkat lanjut Palestina kedua. Harap pertimbangkan untuk membuat sumbangan hari ini untuk mendukung ilmu di Palestina,” tulis Hawking, 13 Februari 2017.
(samsul arifin – www.harianindo.com)