Kolombo – Tentara dan polisi di Sri Lanka meningkatkan pengamanan di sekitar masjid-masjid menyusul kekerasan anti-Muslim yang dikhawatirkan menyebar ke seluruh negeri.
Sebagian besar usaha milik umat Islam masih tetap tutup di sekitar Kandy, wilayah yang dilanda kerusuhan antara umat Buddha dan Islam. Pemerintah pusat di Kolombo sudah menetapkan keadaan darurat untuk mencegah penyebaran kekerasan.
Sekolah-sekolah di Kandy juga tetap ditutup dan menurut aparat keamanan baru akan dibuka kembali pekan depan. Kandy merupakan salah satu tujuan wisata internasional dengan ‘Taman Teh’-nya.
Sebagaimana diketahui, kerusuhan sejak awal pekan sudah menewaskan tiga orang sementara ratusan rumah dan usaha milik umat Islam serta kenderaan bermotor dibakar maupun dirusak.
Diberitakan AFP pada Jumat (9/3/2018), Kerusuhan berawal dari tewasnya seorang pria Buddha oleh sekelompok umat Islam, pekan lalu, yang kemudian memicu aksi pembalasan oleh warga Sinhala yang beragama Buddha.
Ketegangan semakin meningkat ketika jenazah seorang pria Muslim ditemukan di sebuah bangunan yang terbakar di Kandy, Selasa, 6 Maret yang memicu Presiden Maithripala Sirisena untuk memberlakukan keadaan darurat.
Baca juga: Pemerintah Jeddah Selenggarakan Parade untuk Peringati Hari Perempuan Internasional
Kepala Staf Angkatan Darat, Letnan Jenderal Mahesh Senanayake, yang berkunjung ke Kandy hari Kamis mengungkapkan kekhawatirannya akan kemungkingan serangan ke masjid-masjid.
Dalam kunjungan itu, dia menjanjikan peningkatan tambahan aparat keamanan ke wilayah itu. “Ada kekhawatiran di kalangan umat Muslim bahwa mereka bisa menjadi sasaran pada hari Jumat. Kami akan menjamin keamanan dan keselamatan mereka,” jelas seorang perwira militer. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)