Jakarta – Kartunis Jepang bernama Onan Hiroshi, dengan beraninya menyindir Presiden Joko Widodo dalam komik hasil karyanya. Hiroshi bahkan menggambarkan Jokowi sebagai pengemis, terkait proyek kereta cepat Jakarta – Bandung.
Lantas apakah benar cerita yang digambarkan Hiroshi dalam komiknya itu?
Sebenarnya, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sudah dimulai pada tahun 2008, di era kepeminpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Saat itu, pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Jalan Internastional Corporation Agency (JICA) guna melakukan studi kelayakan terkait pembangunan rel sepanjang 700 km yang menghubungkan Jakarta dan Bandung.
JICA lantas menurunkan tenaga-tenaga ahlinya ke lapangan untuk melakukan studi. Dari sana kemudian JICA mengusulkan rute alternatif yang lebih pendek dengan cara membangun rangkaian rel Jakarta-Surabaya melalui Cirebon, yakni 207,3 km.
Selain itu, JICA juga mengajukan alternatif lain, yakni rangkaian rel Jakarta-Bandung-Cirebon dengan panjang 256 km. Sehingga jarak Jakarta – Bandung dalam usulan ini hanya 144,6 km.
Selanjutnya JICA menghitung biaya yang dibutuhkan pada proyek tersebut sebesar 2,1 triliun Yen atau sekitar Rp 245 triliun. Namun, pemerintah menilai harga tersebut masih terlalu mahal.
Ketika pemerintahan kemudian dipegang oleh Presiden Jokowi, proyek ini kemudian kembali mendapat perhatian, namun tidak lagi melibatkan JICA.
Ketika diselenggarakan pertemuan ke-22 Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Beijing, 11 November 2014, Indonesia yang diwakili PT Resteel Industri justru menandatangani kerja sama dengan China Railway Construction Corporation Limited terkait proyek kereta cepat Jakarta – Surabaya sepanjang 800 km.
Saat Jokowi berkunjung ke Beijing dan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada 2015 lalu, kesepakatan ini kemudian menjadi resmi setelah Menteri BUMN Rini Soemarno menandatangi kesepakatan pembangunan rel kereta itu dengan Komisi Nasional Pembangunan dan Reformasi China.
(samsul arifin – www.harianindo.com)