Harian IndoJakarta – Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Al-Khaththath menyatakan kekhawatirannya terhadap langkah mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang mengajukan peninjuaan kembali (PK) terhadap kasusnya.
Al-Khaththath bahkan mengkaitkannya dengan peluang Ahok maju di Pilpres 2019 bila PK dikabulkan.
Karena itu, Al-Khaththath menghimbau kepada umat Islam dan Persaudaraan Alumni 212 untuk mengawal sidang PK tersebut agar hakim menolaknya.
“Tolong diinfokan kepada umat, masyarakat, bahwa GNPF, ulama, dan Persaudaraan Alumni 212 mengundang seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta, baik muslim maupun nonmuslim, untuk mengawal sidang dalam rangka menolak PK Ahok. Kita support hakim untuk menolak PK Ahok,” seru Al-Khaththath di Gedung Joeang ’45, Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (24/2/2018).
Sidang PK Ahok sendiri rencananya akan digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Jalan Gajah Mada.
“Jadi tolong semua disampaikan ke saudara-saudara, kita hadir memenuhi Jalan Gajah Mada,” katanya.
Al-Khaththath mengaku telah menanyakan hal ini kepada ahli hukum. Menurutnya, bila PK Ahok dikabulkan maka status Ahok tidak lagi terpidana sehingga peluang Ahok untuk maju ke Istana makin besar.
“Sebab gini, yang saya dengar dari ahli hukum, kalau Ahok ini dikabulkan PK-nya, berarti dia akan dibebaskan dengan status bukan tahanan dan bukan narapidana. Itu akan melenggang ke Istana,” ungkap Al-Khaththath.
“Akan bisa menjadi calon presiden 2019 atau wapres atau apa pun. Ini yang meresahkan umat Islam. Jadi gubernur saja meresahkan, apalagi jadi wapres,” tambahnya.
Sidang PK Ahok yang telah didaftarkan pada 2 Februari 2018 lalu rencananya akan dipimpin oleh tiga hakim, yakni Mulyadi, Salman Alfaris, dan Tugianto.
(samsul arifin – www.harianindo.com)
