Jakarta – Beberapa waktu belakangan ini telah terjadi penyerangan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab terhadap para pemuka agama dan juga tempat-tempat ibadah. Misalnya saja penyerangan yang terjadi di Gereja Katolik St Lidwina Bedog, Sleman, Yogyakarta.
Tentu saja hal itu membuat banyak pihak menjadi merasa perihatin. Tak terkecuali bagi Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon. Ia mengatakan bahwa aksi beringas yang dilakukan oleh oknum yang tidak dikenal itu merupakan bukti kegagalan pemerintah melakukan pembangunan ekonomi.
Fadli menilai bawha pemerintah saat ini sudah seharusnya mulai untuk merubah haluan pembangunan. Pembangunan yang semula berorientasi pada proyek dan mendatangkan investasi secara masif, maka harus diubah menjadi aspek pemerataan pembangunan.
“Masyarakat yang selama ini dikesankan ayem, tentrem, tiba-tiba bisa berubah beringas? Benarkah ada masalah dengan toleransi, ataukah ada masalah lain yang bersifat struktural?,” kata Fadli seperti yang dilansir dari JawaPos.com, Selasa (13/02/2018).
Baca juga : Sebuah Rumah Di Semarang Diduga Lakukan Praktek Aliran Sesat
Ia berpandangan bahwa tingkat ketimpangan ekonomi yang ada di Yogyakarta saat ini sudah mencapai di angka 0,44 persen. Artinya, masih jauh di atas tingkat ketimpangan ekonomi nasional yang berada di angka 0,39.
Data tersebut ia ungkapkan berdasarkan data internal yang dimilikinya. Selain itu, dia juga menegaskan bahwa biaya hidup di Jogjakarta dari tahun ke tahun pun terus melonjak, bahkan jauh di atas rata-rata kota besar sekitarnya, seperti Solo dan Semarang.
Oleh karena itu Fadli berpesan kepada seluruh masyarakat agar ikut menjaga perdamaian di Indonesia, bukan hanya sekadar rasa toleransi saja. Termasuk masalah ketidakadilan sosial dan ketidakadilan ekonomi yang masih menjadi problem di masyarakat.
“Menciptakan toleransi utamanya merupakan tugas masyarakat, maka menciptakan keadilan sosial terutama adalah tugas pemerintah.” pungkasnya.
(Muspri-www.harianindo.com)