Yogyakarta – Usai tragedi Gereja Lidwina Bedog, Sleman, seluruh elemen di Yogyakarta terus berbenah. Kali ini ada puluhan santri berjilbab dan berpeci memenuhi gereja tersebut.
Datang dengan mengaku dari Majelis Dzikir Gusdurian (MDG’s), mereka berada di lokasi hari Rabu kemarin untuk menyampaikan rasa simpati.
tak hanya itu, mereka juga menegaskan bahwa tindakan kekerasan itu sama sekali tidak mewakili agama apapun.
Umarudin Masdar selaku Dewan Pembina Gusdurian berkata bahwa “Ajaran kami tidak membenarkan kekerasan, apalagi mengancam fisik dan jiwa seseorang. Karena kita semua saudara sebangsa dan saudara sesama manusia,”
Ia berharap dari kejadian itu masyarakat tidak terprovokasi dan bisa menggangu kerukunan antar umat beragama. Pihaknya mendesak pihak kepolisian agar segera mengusut tuntas kasus ini.
“Kami juga mendoakan agar korban bisa cepat sembuh,” tuturnya.
Sementara itu, Pastur Gereja Katolik Santa Lidwina Yohanes Dwi Susanto menegaskan, ada atau tidak ada teroris, tetap harus bersatu sebagai bangsa.
“Kita harus menguatkan satu sama lain sebagai warga masyarakat dalam kemanusiaan,” ucapnya.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)