Yogyakarta – Diberitakan sebelumnya, seorang pemuda yang diketahui bernama Suliono melakukan penyerangan dengan senjata tajam ketika ibadah misa tengah berlangsung di Gereja Santa Lidwina Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Minggu (11/2/2018) pagi.
Aksi penyerangan Suliono tersebut berakibat tiga umat, satu orang romo, dan satu anggota polisi mengalami luka sabetan pedang. Orangtua Suliono membeberkan bahwa sempat meminta putranya tersebut untuk pulang dan menetap di Banyuwangi untuk menikah. Akan tetapi, Suliono menolak permintaan dari kedua orang tuanya tersebut lantaran dirinya ingin menikahi seorang bidadari.
“Saya suruh pulang, nikah saja. Tapi enggak mau, katanya mau nikah sama bidadari,” kata Mistadji, ayah kandung Suliono, pada Minggu (11/2/2018).
Sang pelaku, Suliono merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Mistadji dan Edi Susiyah. Keempat bersaudara tersebut semuanya laki-laki. Menurut Mistadji, Suliono adalah anak yang baik dan rajin beribadah.
Di sisi lain, tetangga Suliono yang juga mantan Kepala Desa Kandangan bernama, Mubarok (58), mengatakan bahwa dirinya mengenal baik keluarga Suliono. Bahkan, ia mengaku sudah mengenal mereka sejak Suliono masih anak-anak.
“Dia rajin beribadah sejak kecil dan sering saya minta untuk mengaji saat ada acara pengajian karena suaranya saat baca Al Quran bagus sekali. Anaknya juga sangat cerdas,” ujar Mubarok.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)