Surabaya – Jalur hukum terkait dengan pelecehan seksual yang dilakukan oleh salah seorang perawat Rumah Sakit National Hospital, hingga kini masih terus bergulir. Terkait hal tersebut, Konsultan Hukum Forum Stovia JogLoSemar, Budiman menduga ada indikasi paksaan yang diterima oleh manajemen Rumah Sakit National Hospital Surabaya agar perawatnya, Zunaidi Abdilah mengaku bersalah telah melecehkan pasiennya.
“Ada informasi dari National Hospital, manajemen ditekan untuk perawatnya minta maaf di depan istri pengacara tersebut, dan pada waktu minta maaf harus mau di video,” katanya saat dihubungi Tempo, Ahad, 28 Januari 2018.
Disamping itu, bersama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia atau PPNI, Budiman juga menilai bahwa Zunaidi Abdilah tak melakukan pelecehan seperti yang dituduhkan oleh sang pasien tersebut. Yang dilakukan Zunaidi dinilai hanya bagian dari tugas yakni melepas sadapan disposible ECG Electrode yang menempel di sekitar dada pasien. Sadapan tersebut berjumlah enam buah dan tiga di antaranya memang menempel di sekitar payudara pasien.
“Pasien yang dalam keadaan recovery operasi, kesadaran dari pasien belum bisa sadar sepenuhnya, jadi ektrokardiogram atau EKG yang dilepas di daerah payudara bisa menyentuh areola mamae,” kata Budiman.
Oleh karena itu, Budiman justru bertanya-tanya terkait dengan kebenaran video pelecehan yang telah menjadi viral di jagad maya tersebut. Budiman menilai, hampir tidak mungkin pasien dibawah pengaruh obat bius bisa sadar merasakan pelepasan sadapan tersebut.
“Jadi kalau seseorang sehabis operasi, pengaruh anestesi dan alat alat yang ada di daerah dada dilepas jelas tidak terasa karena masih pengaruh anestesi,” katanya.
Pada Selasa, 23 Januari 2018 silam, Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya telah menetapkan Zunaidi sebagai tersangka dalam kasus tersebut. Zunaidi sendiri pun telah menyatakan permohonan maafnya terkait tindakannya tersebut. Zunaidi kemudian melanjutkan kalimatnya dengan nada yang terbata-bata.
“Saya ingin menyampaikan permohonan maaf kepada Bu W dan juga masyarakat semuanya, khususnya teman-teman perawat seluruh Indonesia,” katanya.
“Saya juga minta maaf kepada istri saya, keluarga saya, terutama ibu saya. Saya minta maaf dan sangat menyesal,” katanya.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)
Kepada pihak rumah sakit juga salah, mengapa yg melepas alat disekitar payudara bukan tugasnya perawat wanita atau sebaliknya, untuk pasien pria ya tugasnya perawat pria. Tlg introspeksi sendiri pihak rumah sakit & tanya kejadian sebenarnya ke perawat tsb. Jangan memecat sblm mendengar kesaksian sebenarnya & jangan dengan cara memaksa