Jakarta – Menanggapi perihal penataan kawasan Tanah Abang, Mangara Pardede selaku Wali Kota Jakarta Pusat malah memiliki penilaian berbeda. Dirinya menilai bahwa penataan Tanah Abang berdampak positif terhadap angkutan umum. Dampaknya, biaya operasional angkot justru menurun ketika rekayasa lalu lintas diberlakukan.
Saat meninjau di lokasi, sirinya berujar bahwa “Menurut logika saya, angkot ini justru biaya operasionalnya menurun karena kalau (angkot) M08 biasanya mutar di sini di Jati Bunder, mungkin dia bisa menghabiskan waktu sampai 45 menit baru tiba di sini. Sekarang tidak,”
“Jadi sebenarnya menurut logika saya lebih efisien,” sambung dia.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, sopir angkot rute Tanah Abang sebelumnya berdemo menolak penutupan Jl Jatibaru Raya. Pendapatan sopir angkot disebut turun sekitar 50 persen karena rekayasa lalin.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Pemprov DKI menawari para sopir mengikuti program OK Otrip. Tawaran ini direspons positif tapi masih dinegosiasikan soal hitungan per kilometer karena program ini terkait dengan TransJakarta.
“Satu armada ada 2 sopir, gajinya (masing-masing) Rp 3,6 juta plus BPJS dan bekerja hanya 8 jam. Kan 1 mobil 2 jam (shift), 05.00-13.00 WIB dan 13.00-22.00 WIB,” ujar Kadishub DKI Andri Yansyah di lokasi yang sama.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)