Harian IndoJakarta – Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono mengatakan bahwa kebijakan baru yang sedang direncanakan oleh Pemerintah Provinsi DKI saat ini terkait melegalkan kembali operasional becak di Ibu Kota seperti sebuah perumpamaan orang yang baru saja bangun tidur alias ngelindur.
Ilustrasi
Sehingga ketika bangun dari tidurnya, Anies tidak dapat memahami kebijakan tersebut. Oleh karena itu ia berharap agar Anies dapat segera sadar dari hal tersebut dan lebih memahami kebijakan yang sedang direncanakannya.
“Kan orang bangun tidur kayak orang ngelindur. Habis tidur nyenyak tiba-tiba bangun, nah ngambil kebijakan, becak boleh berlaku di Jakarta. Kan orang ngelindur namanya,” kata Gembong, Rabu (17/01/2018).
Alasan perumpamaan tersebut diungkapkan karena kebijakan yang sedang direncanakan oleh Anies-Sandi tentang legal operasional becak kembali di Ibu Kota telah melanggar Perda 11/1988 soal larangan pengoperasian becak di ibukota.
Baca juga : Anies Bakal Izinkan Lagi Becak Beredar, Politisi PKB : “Juaranya Kesemrawutan”
Sama halnya dengan kebijakan baru yang dibuat oleh Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu tentang penataan kembali para Pedagang Kaki Lima (PKL) di Tanah Abang yang diperbolehkan untuk berjualan di jalanan sehingga hanya menimbulkan kegaduhan di Jakarta.
“Artinya beberapa kebijakan gubernur, salah satunya adalah diberlakukannya becak ini akan melanggar perda. Tanah Abang aja belum selesai, ini malah nimbulkan persoalan lagi. Jadi setiap kebijakan akan menimbulkan kegaduhan diwilayah Jakarta,” terangnya.
Anggota Komisi A DPRD DKI ini menilai, cara Anies itu pun tidak menghargai pejabat-pejabat terdahulu yang telah bersusah payah mengesahkan Perda larangan becak.
“Kasihan pejabat yang dulu susah payah menertibkan becak dengan bersimpuh darah, berjuang melawan tukang becak saat itu, tiba-tiba sekarang mau dihidupkan kembali,” pungkasnya.
(Muspri-www.harianindo.com)
