Jakarta – Beberapa waktu belakangan ini grup di aplikasi WhatsApp tengah ramai memperbincangkan tentang adanya permen susu yang mengandung narkoba. Penemuan permen susu tersebut berasal dari Banyumas, Jawa Tengah.
Isi pesan soal permen susu itu berbunyi seperti ini. ’’Assalamualaikum. Ini ada informasi dari teman dokter. Anaknya bidan di Banyumas makan permen susu, terus tiga hari gak mau makan, ngefly. Disarankan teman dokter di Purbalingga untuk membawa permen tersebut ke BNN. Ternyata hasilnya positif mengandung narkoba jenis benzodiazepin. Ini permennya.’’
Tak hanya berupa tulisan, pesan berantai itu juga disertai gambar dari permen susu yang dimaksud. Namun rupanya ada kesalahpahaman yang terjadi. Anak bidan itu rupanya nge-fly bukan dikarenakan permen susu melainkan obat yang tengah dikonsumsi.
Kejadian tersebut berawal dari hari selasa (05/12/2017) dimana seorang bocah berinisial MHK memakan permen susu yang bermerk Pindy tersebut sebanyak delapan butir. Padahal teman-teman MHK yang lain mengkonsumsinya hanya sebanyak dua butir saja.
Baca juga : BNN Tegaskan Narkoba Cair Tidak Mudah Dideteksi
Malamnya MHK mengalami panas dan diberi sirup oleh pembantu. Keesokan harinya MHK juga diberi sirup Paracetamol selama tiga hari berturut-turut hingga Jumat sore.
Mulai Selasa hingga Jumat, MHK lebih banyak tidur. Dia hanya bangun untuk meminum obat dan buang air. Ketika diberi makan, MHK muntah. Hal itulah yang lantas disebarkan bahwa MHK nge-fly dikarenakan permen susu.
Pada hari Senin (11/12/2017), petugas BNNK kemudian datang dan mengetes urine dari MHK, hasilnya urine MHK positiif mengandung benzodiazepin.
Namun hasil pemeriksaan lab menunjukkan tidak ada kandungan narkoba pada permen Pindy Susu. Zat benzodiazepine yang ditemukan dalam urine anak berasal dari obat yang dia minum karena sakit, bukan dari permen yang dimakan.
(Muspri-www.harianindo.com)