Toronto – Aksi protes penolakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel memang sedang memanas belakangan ini. Tak hanya warga ndonesia saja yang melakukan protes, melainkan juga terjadi Toronto, Kanada, pada Ahad (17/12/2017).
Aksi tersebut digelar sejak Sabtu kemarin. Masyarakat Toronto segala usia beramai-ramai berkumpul di luar pengadilan dekat University Ave yang berseberangan dengan Konsulat Amerika Serikat.
“Yerusalem adalah jantung Palestina, hati orang-orang Palestina,” kata perwakilan Dewan Kanada Palestina, Rashad Saleh pada The Star.
Aksi protes yang terjadi pada akhir pekan tersebut meminta klaim ibu kota Israel Presiden AS, Donald Trump dihapus. Dalam pidatonya, Saleh juga meminta para pemimpin dunia tidak tinggal diam.
“Tanpa Yerusalem, tidak ada Palestina,” kata dia. Peserta aksi membawa bendera-bendera Kanada dan Palestina sambil menyerukan akhiri okupasi Israel di tanah orang Palestina.
“Bebaskan Palestina,” teriak mereka. “Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan,” katanya.
Penyelenggara aksi tersebut pun mendeklarasikan solidaritas dengan menyebut okupasi Israel adalah kejahatan. Salah seorang peserta aksi, Dana Shanti mengatakan ia ingin menyebarkan pesan perdamaian.
“Kami berdiri di sini dalam kesatuan, jadi kami bisa menyampaikan pesan kebenaran,” kata remaja 12 tahun ini.
Dirinya pun terjun langsung dalam aksi tersebut bersama dengan teman-teman dan keluarganya dari Mississauga. Shanti berharap aksi mereka bisa membuat lebih banyak orang peduli terhadap kebenaran dan ketidakadilan yang sedang dialami warga Palestina saat ini.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)