Jakarta – Survei terbaru dari Indo Barometer mengungkapkan, 61,8 persen masyarakat Indonesia menginginkan Jokowi kembali menjadi Presiden pada Pilpres 2019. Yang menginginkan presiden baru sebanyak 23,6 persen. Sedangkan yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 14,7 persen.
Terkait hasil survei tersebut, Ketua DPP Partai Gerindra, Supratman Andi Agtas menilai ada sebagian masyarakat Indonesia yang menginginkan pemimpin baru.
“Pertama hasil survei itu menggambarkan bahwa ternyata lebih banyak masyarakat Indonesia yang menginginkan Presiden baru dibandingkan mempertahankan incumbent,” kata Supratman kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (5/12/2017).
Supratman bahkan berani memprediksi bahwa hasil Pilpres 2019 akan sama dengan hasil Pilkada DKI 2017 lalu, dimana tingkat kepuasan warga DKI terhadap Basuki Tjahaja Purnama cukup tinggi namun tingkat keterpilihan rendah.
“Dengan demikian itu sama persis dengan kejadian yang ada di pilkada DKI. Tingkat kepuasan tinggi tapi tingkat keterpilihan rendah. Nah itu kemungkinan akan terjadi sehingga kami dari Partai Gerindra optimis bahwa Pak Prabowo akan jadi Presiden di tahun 2019,” ujarnya.
Menurut Supratman, ada sejumlah faktor yang membuat elektabilitas Jokowi turun, yakni Perppu Ormas hingga masalah ekonomi.
“Banyak hal. Terutama menyangkut Perppu Ormas. Agak lebih mengekang hak asasi manusia. Artinya kebebasan orang berpendapat ini itu semakin dibatasi. Hal seperti itu. Kedua capaian ekonomi. Pertumbuhan kita janjinya tujuh persen. Tapi hari ini menurut laporan organisasi internasional. Sesungguhnya pertumbuhan kita hanya 4,7 persen. Maksimal 4,8 persen,” katanya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)