Jakarta – Gubernur Jakarta Anies Baswedan ingin menjadikan Jakarta sebagai kota yang bermoral. Dia akan mendorong program-program yang adil untuk warganya. Di sisi lain dia mengklaim akan menindak segala bentuk pelanggaran.
“Tegakkan peraturan, apa peraturannya jalankan. Jadi kalau ada peraturan yang mengatakan bila lampunya itu merah dan melanggar itu nggak bermoral yah. Jadi bermoral hukum,” ujar Anies seusai menghadiri acara di gedung Nusantara V DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (15/11/2017).
“Jadi begitu ada melihat ada tanda verboden (jalan satu arah) dan melanggar, itu Anda nggak bermoral tuh,” Anies menambahkan.
Anies memastikan kebijakan yang diambil pemerintah DKI tidak akan melawan hukum. Ia berkomitmen menjadikan Jakarta kota yang menegakan aturan.
“Kalau kami menegakkan hukum jangan kemudian disimpulkan bahwa berarti nggak ada pelanggaran, berati ada yang melanggar dan yang melanggar itu tidak dibiarkan, itu saja,” kata Anies.
Selanjutnya Anies menanggapi pernyataan Ketua DPRD Jakarta Prasetio Edi Marsudi yang meminta pemerintah DKI tidak mengubah kebijakan yang sudah baik di pemerintahan sebelumnya.
Anies mengungkapkan empat komponen, pertama meluruskan kebijakan lama yang perlu diteruskan, kedua kebijakan lama yang perlu di revisi, ketiga kebijakan lama yang perlu diganti, dan yang keempat kebijakan baru yang perlu dimunculkan.
“Empat itu selalau jadi pegangan kami. Ada yang diteruskan, di revisi, dan ada yang ganti, dan baru. Jadi hukan cuma dua yang baru dan lama, karena itu lah yang bagus diteruskan, yang perlu direvisi, direvisi. Yang diganti, diganti itu saja yah,” kata dia. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)