Harian IndoJakarta – Dunia dibuat gempar dengan peristiwa penangkapan 11 pangeran dan 4 menteri pada akhir pekan lalu yang dilakukan oleh Komite Anti Korupsi Arab Saudi dengan dugaan korupsi terkait penanganan banjir bandang di Jeddah tahun 2009 dan virus MERS.
Banyak pihak yang kemudian menilai penangkapan belasan orang penting tersebut merupakan unjuk kekuasaan Putera Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed Bin Salman.
Salah satu orang penting yang ikut ditangkap yaitu Pangeran Alwaleed Bin Talal.
Alwaleed merupakan salah satu orang terkaya di dunia dan yang paling kaya di Arab Saudi, dengan kekayaannya yang mencapai USD 17 miliar atau setara dengan Rp 229,5 triliun.
Alwaleed termasuk orang yang tidak disukai di negeri sendiri karena sering tidak sepaham dengan Raja Salman, meski dirinya merupakan keponakan raja.
Sedangkan Mohammed Bin Salman merupakan putera dari Raja Salman. Pria berumur 32 tahun ini ditunjuk langsung oleh sang raja untuk memimpin Komite Anti Korupsi Arab Saudi. Hanya beberapa jam setelah komite dibentuk, Mohammed langsung melakukan penangkapan tersebut.
Dikutip dari CNBC, Senin (6/11/2017), Putera Mahkota akan memimpin proyek masa depan Kerajaan Arab Saudi yang dinamakan Vision 2030 atau disebut juga National Transformation Plan, dimana akan mendiversifikasi kegiatan ekonomi Arab Saudi yang selama ini hanya mengandalkan minyak bumi ke sektor-sektor lain.
Alwaleed yang mempunyai gurita bisnis dimana-mana kabarnya sangat tertarik dengan proyek ini, namun Mohammed tidak menyetujui keinginan itu.
(samsul arifin – www.harianindo.com)
