Jakarta – Satu persatu bisnis ritel bertumbangan, tidak hanya di Indonesia dan Asia Tenggara, namun juga di Amerika Serikat.
Ritel legendaris asal AS, Sears Holdings, harus menutup kembali 63 gerainya setelah sebelumnya 350 gerai milik department store yang berdiri sejak 1886 itu berhenti beroperasi sejak awal tahun lalu.
Dikutip dari USA Today, Sabtu (4/11/2017), 63 gerai Sears tersebut dipastikan tutup mulai awal Januari mendatang. Dari 63 gerai yang aka ditutup tersebut, 45 gerai dengan merek usaha Kmart dan sisanya bernama Sears.
“Sears Holdings melanjutkan penilaian strategisnya terhadap produktivitas gerai Kmart dan Sears. Perusahaan akan terus menyesuaikan jumlah dan juga ukuran gerai,” demikian pernyataan resmi Sears Holdings.
Sears Holdings ingin mengubah model bisnis baru dengan kemmpuan digital yang lebih baik.
“Kami tengah mengubah model bisnis sehingga gerai fisik dan kemampuan digital kami sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pelanggan,” ujar juru bicara Sears Holdings.
Seluruh karyawan yang yang terdampak akan mendapatkan kompensasi dan mendapatkan kesempatan untuk bekerja di jaringan ritel lainnya milik Sears Holdings. Proses ini akan dimulai pada 9 November 2017 mendatang.
Meski telah berusaha mencari jalan keluar dari masalah keuangan melalui kerjasama dengan Amazon hingga mencari pinjaman dari Chief Executive Officer Sears, Eddie Lampert, namun tetap tidak bisa mengatasi guncangan ritel yang terjadi.
Penjualan jaringan ritel Sears Holdings turun hingga mencapai 11 persen. Belum lagi harga saham Sears turun 40 persen selama 2017.
Hantaman dari bisnis online membuat Sears Holdings melakukan strategi lain dengan format toko yanglebih kecil dan memilih lokasi yang lebih prospektif.
(samsul arifin – www.harianindo.com)