Jakarta – Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menggagas rencana penerapan wisata halal atau halal tourism di DKI. Rencana tersebut muncul setelah menutup Hotel Alexis yang dilakukan beberapa waktu yang lalu.
Menanggapi rencana tersebut, sejumlah pihak ikut angkat bicara. Salah satunya Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zainul Majdid. Menurutnya konsep tersebut tidak akan menghadapi banyak kendala, tapi harus ada yang tetap.
Seperti yang diketahui bahwa NTB telah meraih label World Halal Tourism Award 2015 dengan menyabet 3 penghargaan sekaligus. Tak hanya sampai disana, pada tahun berikutnya NTB juga memborong 12 penghargaan yang diperoleh dari 16 hal yang dikompetisikan.
“Kendalanya relatif tidak ada, yang penting persepsi harus sama. Yaitu halal tourism alias wisata halal adalah satu segmen baru yang melengkapi segmen yang sudah ada, sehingga para wisatawan memiliki pilihan yang lebih banyak,” kata Zainul seperti yang dilansir dari laman Liputan6.com, Jumat (03/11/2017).
Baca juga : Bagaimana Tanggapan Praktisi Mengenai Rencana Wisata Halal di DKI ?
Zainul mengatakan bahwa segmen baru yang dimaksud bukan berarti pemerintah provinsi kemudian menyeragamkan semua wilayah menerapkan kebijakan ini sehingga apa yang sudah ada kemudian tidak menjadi mati.
“Halal tourism alias wisata halal bukan dimaksudkan untuk mematikan segmen konvensional yang sudah ada,” jelasnya.
Pria yang dikenal dengan sebutan Tan Guru Bajang (TGB) ini mengingatkan bahwa jika nantinya dapat dikelola dengan benar dan baik, maka wisata halal tersebut nantinya akan membawa keuntungan sendiri, terlebih dalam sektor ekonomi.
“Pengalaman NTB, halal tourism alias wisata halal dapat membawa manfaat ekonomi yang nyata. Wisatawan dari Timur Tengah meningkat sampai 190% dan dari Malaysia 34%. Sektor pendukung seperti ekonomi kreatif juga semakin berkembang. Penyerapan tenaga kerja juga jadi meningkat,” jelasnya.
(Muspri-www.harianindo.com)