Jakarta – Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang terkenal dengan sikap tegas dan kontroversialnya secara terang-terangan menuduh negara Uni Eropa mencampuri urusan dalam negeri Filipina dan bersekongkol akan mengeluarkan Filipina dari PBB.
Duterte bahkan telah mengancam akan mengusir secara paksa seluruh diplomat Uni Eropa dalam waktu 24 jam.
Kemarahan Duterte ini berawal dari dari diplomat Uni Eropa yang mengkritik kebijakan perang terhadap narkoba yang dilancarkan oleh Presiden Duterte dengan langsung menembak mati para pengedar narkoba di Filipina.
“Kami akan disingkirkan dari PBB? Kalian bajingan! Ayo coba saja,” kata Duterte pada pidatonya.
“Kalian mencampuri urusan dalam negeri karena kami miskin, Kalian memberi uang dan kemudian mengatur apa yang harus dilakukan,” tambahnya.
“Anda harus meninggalkan negeri saya dalam waktu 24 jam, Anda semua,” tegas Duterte.
Namun demikian, Duterte tidak memberikan bukti bahwa Uni Eropa berniat akan mengeluarkan Filipina dari PBB.
Terkait hal ini, Juru Bicara Uni Eropa lantas memberikan pernyataannya.
“Kunjungan ‘Delegasi Internasional Aliansi Progresif pada 8-9 Oktober lalu bukan merupakan sebuah ‘misi Uni Eropa’, sebagaimana yang secara keliru dilaporkan oleh beberapa media,” demikian pernyataan Juru Bicara Uni Eropa.
“Uni Eropa dan Filipina bekerja sama secara konstruktif dan produktif dalam kemitraan yang erat dalam banyak konteks dan wilayah, termasuk, tentu saja, dalam konteks PBB,” tambah pernyataan tersebut.
Seperti diketahui, kebijakan Duterte untuk langsung membunuh para pengedar narkoba tanpa melalui pengadila terlebih dahulu memang mendapatka sorotan dari banyak negara.
Sejak perang terhadap narkoba yang dilancarkan oleh Duterte pada tahun lalu, sudah 3.850 orang tewas dalam di ujung senjata polisi dalam melawan peredaran narkoba.
(samsul arifin – www.harianindo.com)