Sumedang – Budaya kekerasan nampaknya masih sulit hilang dari lingkungan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.
Kasus terakhir, sebanyak 10 orang praja diketahui melakukan pengeroyokan terhadap satu orang rekannya hingga mengalami luka di bagian bibirnya.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun, masalah dipicu oleh hal sepele, yakni hubungan asmara antar praja dari daerah satu dengan daerah yang lain, dimana seorang praja tidak terima korban berpacaran.
Ia lantas mengajak praja yang lainnya untuk memberikan pelajaran kepada korban.
Saat sampai di wisma korban, mereka disuir oleh praja lain yang tinggal dalam satu wisma dengan korban.
Namun mereka tidak melupakan begitu saja. Saat mendapatkan kesempatan mereka mengeroyok korban.
“Itu posisinya di lantai dua. Sampai di bawah itu dilempar selimut wajahnya. Korban berusaha menangkis,” ucap seorang sumber yang namanya tidak ingin disebutkan, Senin (28/8/2017).
Menurut keterangannya, yang melakukan pengeroyokan sebanyak lima orang, sedang lima praja yang lainnya berjaga-jaga.
Saat dikeroyok, korban terus berteriak mengingatkan praja yang mengeroyoknya bahwa hal itu bisa berakibat pemecatan.
“Informasinya si korban mengingatkan, ‘kalian masih mau jadi praja enggak’. Begitu mendengar itu, mereka lari. Teman-teman wisma lalu mengirimkan pesan singkat ke pengasuh,” terangnya.
Pengasuh lantas menelusuri peristiwa ini dan mendapatkan 10 identitas praja yang melakukan pengeroyokan.
Rektor IPDN Ermaya Suradinata sendiri mengaku telah menjatuhkan sanksi terhadap para pelaku pengeroyokan.
Lima orang diturunkan pangkat dan tingkatnya, lima orang lain di skorsing selama enam bulan. Sedangkan pengasuh praja langsung diberhentikan.
(samsul arifin – www.harianindo.com)