Jakarta – Kasus grup penyebar berita bohong dan ujaran kebencian yang bernama Saracen akhirnya terbongkar juga. Saracen dapat menjadi tanda bahwa di tengah masyarakat ada sekelompok orang yang menjadikan cara ini sebagai lahan untuk meraup pundi-pundi uang.
Disisi lain, masyarakat pun dengan mudahnya percaya dengan berita bohong yang tersebar di media sosial. Berbagai spekulasi dari masyarakat pun mulai bermunculan ketika mengetahui tentang Saracen ini.
Misalnya saja anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Golkar, Ace Hasan Syadzily. Dari berita tentang Saracen yang ia dengar, ia jadi menilai bahwa diluar sana masih ada komplotan lain selain Saracen.
Pemikiran tersebut muncul didasarkan pada pengalaman yang pernah dialaminya sendiri. Ace Hasan pernah di tawari oleh pihak tertentu untuk melemahkan seseorang dengan sasarannya di media sosial.
Baca juga : Inilah Jasriadi, Pentolan Kelompok Penyebar Kebencian Saracen
Oleh karena itu, Acer Hasan Syadzily juga berharap pemerintah dapat memberikan edukasi lebih kepada masyarakat terkait bahaya dari adanya berita bohong alias hoax.
Sepemikiran dengan Ace Hasan, pengamat politik dan sosial, Rocky Gerung, pun berharap demikian. Rocy menilai bahwa pemerintah harus benar-benar serius mendidik masyarakat, terkait bahaya penyebaran berita bohong.
Menurut polisi, harga untuk setiap kontrak jasa penyebaran informasi Rp 75 hingga 100 juta proposal. Konten akan diunggah bila pemesan sudah melakukan pembayaran.
Selain meningkatkan literasi masyarakat, pemerintah lewat kepolisian juga diharapjan terus menindak tegas pohak-pihak yang memanfaatkan pemberitaan palsu ini.
(Muspri-www.harianindo.com)