SURABAYA – Tak hanya kabar beras palsu yang membuat resah masyarakat, kini beredarnya isu campuran kaca, batu lintang, hingga tawas di dalam garam juga sangat meresahkanbaik konsumen maupun produsen garam.
Menurut Jakfar Sodikin, Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI), tekstur yang lebih keras bukan berarti garam tersebut mengandung kaca. Pasalnya, garam impor memiliki tekstur yang lebih keras dibanding garam lokal.
Jakfar saat ditemui Senin (31/7/2017), memberikan tips bagaimana mengenali garam yang palsu dan asli, yakni dengan cara menggenggamnya.
Jika garam menempel pada tangan, maka garam tersebut merupakan garam yang asli. Pasalnya, garam memiliki kandungan air di dalamnya, sehingga akan menempel dan terasa sedikit lengket di tangan.
Cara lainnya juga yakni denga dipantulkan ke cahaya atau matahari, garam juga tidak memantul seperti kaca. Selain itu, jika garam dimasukkan ke dalam air dan larut maka garam tersebut juga asli.
Baca juga: Muncul Isu Garam Bercampur Kaca di Probolinggo
Jika menemukan garam dengan warna yng sangat putih pun belum tentu garam tersebut palsu. Karena semakin tinggi NaCl-nya maka garam akn semakin putih. (Rere – www.harianindo.com)