Harian IndoJakarta – Bermain video game selama ini dikenal sebagai salah satu kegiatan untuk menghilangkan stress dan depresi, serta melepaskan kejenuhan.
Namun sebuah penelitian terbaru yang dikutip dari Indian Express, Jumat (18/8/2017), mengungkapkan bahwa terlalu banyak bermain video games justru akan meningkatkan risiko gangguan otak seperti depresi, skizofrenia, alzheimer dan parkinson.
Menurut peneliti, hal ini dikarenakan saat bermain video game, seseorang akan mengalami penurunan materi abu-abu di area otak.
“Video games telah terbukti bermanfaat bagi sistem kognitif tertentu di otak, terutama terkait dengan perhatian visual dan memori jangka pendek,” kata Greg West, associate professor di Universite de Montreal (UdeM), Kanada.
85 persen mereka yang bermain video game cenderung memanfaatkan bagian lain otak yang disebut striatum untuk menavigasi jalan dalam sebuah permainan. Striatum ini memiliki area yang dikenal sebagai inti kaudatus yang bertindak semacam ‘autopilot’ dan ‘penghargaan sistem’ yang membantu membentuk kebiasaan dan mengingat, seperti mengendarai sepeda, makan serta minum.
Penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal Molecular Psychiatry ini juga mengungkapkan, semakin sering seseorang menggunakan inti kaudatus, maka semakin sedikit mereka menggunakan hippocampus. Hal ini akan berakibat sel-sel pada hippocampus akan mengalami atrofi atau penyusutan.
“Jika permainan video menyebabkan penurunan materi abu-abu di hippocampus (orang dewasa muda), kehati-hatian harus diberikan pada anak-anak, orang dewasa muda dan orang dewasa yang lebih tua untuk mempromosikan keterampilan kognitif seperti ingatan visual jangka pendek dan perhatian visual,” usul West.
Karena itu, mereka yang menderita Parkinson, alzheimer, skizofrenia, depresi atau PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) tidak disarankan untuk bermain video game.
(samsul arifin – www.harianindo.com)
