Otawa – Lim Hyeon-soo harus melakoni masa tahanan sebuah penjara Korea Utara (Korut). Pendeta asal Kanada berusia 62 tahun tersebut menjalani masa hukuman sekitar 2,5 tahun. Kemudian, dia dibebaskan pada Rabu (9/8/2017).
Menurut dia, hal tersebut bisa mengurangi tekanan terhadap Pyongyang. “Saya percaya (pemimpin Korea Utara) Kim Jung-un membiarkan saya pergi karena ia miliki itikad baik dalam menghadapi begitu banyak retorika,” kata Lim pada Minggu (13/8/2017).
Selain itu, pendeta tersebut pun muncul di hadapan publik saat Washington dan Pyongyang sedang bersitegang. Sebagaimana diketahui, ketegangan tersebut merupakan akibat dari program nuklir Korut. Namun, pemerintah Kanada tidak memberikan konfitmasi terkait negosiasi yang membikin Lim dibebaskan.
Baca juga: Menteri Pertahanan Rusia: Banyak Perempuan yang Daftar sebagai Pilot Pesawat Tempur
Dengan mengenakan setelan abu-abu dan berbicara dengan bahasa ibunya, bahasa Korea, Lim menggambarkan kehidupannya yang sulit dalam kurungan isolasi Korut. Dia dipaksa menggali lubang di tanah yang membeku selama dua musim dingin. “Tanah itu sangat keras sehingga butuh dua hari untuk menggali satu lubang, selama 16 jam,” katanya kepada ratusan umat paroki.
Jemaat di Gereja Light Presbyterian, salah satu rumah ibadah terbesar di Kanada, menyambutnya dengan bunga, pelukan, dan tepuk tangan. “Pembebasan Pendeta Lim adalah sebuah keajaiban Tuhan. Dia terbebas dari lubang api,” kata pendiri gereja, Park Chai-hoon, yang merekrut Lim pada 1985. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)