Milton Keynes – Formula One (F1) adalah balapan mobil yang memiliki gengsi paling tinggi di dunia. Seiring perkembangan zaman, teknologi yang dipakai dalam jet darat tersebut makin berkembang.
Meski demikian, perkembangan tersebut menimbulkan kontroversi. Misalnya, masalah inovasi mesin dan mobil dalam kejuaraan F1. Hal tersebut ditentang Kepala Tim Red Bull Christian Horner.
Horner menilai hal tersebut bakal mematikan peran pembalap di masa depan. Sebab, performa pembalap tidak dilihat dari skill pembalap saat mengaspal di lintasan. Namun, kualitas mesin yang paling digunakan.
“Kami telah melihat bahwa semua pabrikan ini sekarang mendaftar ke Formula-E (Elektronik) – di situlah teknologi berada dan di mana mobil listrik berada. Formula 1 benar-benar berada di persimpangan jalan karena unit daya yang dipilih untuk 2021 dan seterusnya mungkin akan berlangsung selama delapan sampai 10 tahun,” ucap Horner sebagaimana diberitakan Fox Sports Asia pada Sabtu (12/8/2017).
Horner menjelaskan bahwa pihak-pihak yang berkecimpung dalam dunia F1 harus segera bertindak cepat dalam menyikapi keadaan tersebut. Pasalnya, bila terlalu lama dibiarkan, peran pembalap tidak akan menjadi faktor utama lagi.
“Jadi Formula 1 berada di persimpangan jalan, di mana ia harus memutuskan masa depannya, apakah itu benar-benar balapan? Apakah itu mesin pembakaran? Apakah mesin dan manusia ingin tahu siapa pembalap terbaik, dengan teknologi yang mungkin memainkan peran yang sedikit lebih rendah?” tandas Horner. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)