Bekasi – Kombes Asep Adi Saputra selaku Kapolres Metro Kabupaten Bekasi akhirnya ungkapkan hasil pemeriksaan terkait kasus pembakaran Zoya.
Saat shalat ashar usai, Rojali (marbot musholla) mendapati amplifier mushala hilang dan curiga pada Joya yang juga telah pergi. Rojali pun mencari Joya dan mendapatinya mengendarai sepeda motor. Ditegur Rojali, Joya justru tancap gas.
Kombes Asep berkata, “Dia (Joya) ditemukan setelah dikejar Rojali tiga sampai empat kilometer dari TKP mushala. Jadi, tidak benar kalau kejadian itu terjadi di dekat mushala atau di depan mushala, jauh,”
Saat Rojali berhasil mengejar dan menangkap Joya, ia kemudian memeriksa tas punggung Joya yang berisi amplifier mushala. Joya juga membawa dua amplifier lain di motornya, dan polisi masih menyelidiki asal amplifier itu. Ketika dipastikan salah satu amplifier adalah milik mushala, Joya pun melarikan diri.
“Kemudian di situlah peristiwa pengeroyokan terjadi,” kata Asep.
“Dia (Joya) sempat cium kaki Rojali minta maaf, ‘Maafkan saya, Pak Ustaz,’ begitu. Namun, massa tidak terbendung, Rojali sempat menghalau, tapi massa tidak berimbang,” kata Asep.
Karena emosi warga sudah tak bisa dibendung, Joya pun dikeroyok sebelum akhirnya dibakar. Karena beberapa tahap pemeriksaan ini, kini polisi telah menetapkan lima tersangka. Mereka adalah SU, NA, AR, KR dan SD.
Peran-perannya adalah, SU (40) berperan memukul punggung dan perut Joya. NA (39) memukul bagian perut Joya. Sedangkan, AL (18) berperan menginjak-injak kepala Joya. Sedangkan, KR (55) berperan memukuli perut dan punggung korban. SD 27 tahun berperan membeli bensin, menyiram dan membakar MA.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)