Tel Aviv – Setelah melakukan beberapa tahap penyelidikan, akhirnya polisi Israel secara resmi menetapkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai tersangka dalam dua penyelidikan.
Guardian mengabarkan bahwa penetapan ini dilakukan menyusul kesediaan mantan kepala stafnya, Ari Harow, menandatangani kesepakatan dengan jaksa untuk bersaksi melawan Netanyahu.
Langkah tersebut menandai krisis politik yang paling serius bagi pemimpin Israel tersebut. Netanyahu merupakan satu-satunya perdana menteri yang menyaingi pendiri negara, David Ben-Gurion, untuk masa jabatan paling panjang.
Ari Harow yang lahir di Amerika Serikat ini bekerja untuk Netanyahu pada 2009-2010 dan 2014-2015 sebelum lengser karena dituduh melakukan korupsi.
Selama dua tahun terakhir, Harow menjalani pemeriksaan terkait dugaan suap, penyalahgunaan wewenang, konflik kepentingan, dan penipuan.
Menurut sebuah pernyataan dari Kepolisian Israel, Harow diperkirakan akan menerima enam bulan hukuman pengabdian masyarakat dan denda sebesar US$ 193.000 atas pelanggaran kepercayaan terpisah – dan bukan hukuman penjara – sebagai ganti kesaksiannya yang diprediksi akan memberatkan sang bekas majikan.
Satu penyelidikan didasari kecurigaan bahwa Netanyahu secara tidak sah menerima hadiah dari para pendukungnya yang kaya termasuk miliarder Australia James Packer dan produser film Hollywood Arnon Milchan.
Netanyahu juga diselidiki terkait kecurigaan bahwa sang perdana menteri melakukan kesepakatan rahasia dengan harian terbesar Israel, Yediot Aharonot.
Kesepakatan itu adalah harian Yediot Aharonot akan selalu memberitakan hal-hal baik tentang Netanyahu.
Imbalannya, Netanyahu membantu untuk mengurangi skala operasi harian Israel Hayom, pesaing utama Yediot Aharonot.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)