Harian IndoJakarta – Menjadi seseorang yang perfeksionis tentu sangat dibutuhkan guna mendapatkan hasil yang baik. Namun, sifat perfeksionis juga bisa berakibat fatal jika dibarengi dengan sifat obsesif.
Sebelumnya,ciri dari seseorang yang bersifat perfeksionis mudah dikenali dari standarnya yang lebih tinggi dalam segala hal, mereka juga akan menaruh harapan yang terlalu tinggi pada diri sendiri, merasakan tekanan dari orang lain, termasuk orang tua, teman, rekan kerja dan masyarakat pada umumnya, serta mengharapkan standar yang terlalu tinggi dari orang lain.
Sifat perfesionis sering dianggap berbahaya jika seseorang terlalu keras pada diri sendiri dan tidak bisa tenang karena selalu memikirkan suatu hal yang dianggapnya belum sempurna.
Menurut Ontario, salah seorang peneliti, menyebutkan, perfeksionis merupakan kritik terburuk bagi mereka sendiri. Bagi mereka cukup baik tidak pernah cukup. Konsekuensinya, perfeksionis terkunci dalam lingkaran tak berujung untuk mengalahkan diri sendiri di mana setiap tugas baru merupakan kesempatan lain untuk menghardik, mengecewakan, dan juga gagal.
Para peneliti menganalisis 45 studi yang berbeda, yang melibatkan lebih dari 11.700 orang. Ternyata, ketika seorang perfeksionis merasakan tekanan yang besar untuk memenuhi harapan orang lain, mereka cenderung rentan terhadap pemikiran bunuh diri.
Sebelumnya, penelitian serupa juga pernah dilakukan pada tahun 2013, hasilnya mnunjukkan bahwa 56 persen orang yang melakukan bunuh diri digambarkan sebagai perfeksionis. Hal tersebut disimpulkan setelah para peneliti melihat tingkat bunuh diri di Alaska, Amerika Serikat dari bulan September 2003 sampai dengan Agustus 2006. (Rere – www.harianindo.com)
