Jakarta –Sejumlah pengamat menyebutkan pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Kamis (27/7/2017) malam lalu untuk menjajaki terbentuknya koalisi antara Demokrat dan Gerindra pada Pilpres 2019 mendatang.
Menurut peneliti politik dari Indo Survey & Strategy Herman Dirgantara, pertemuan kedua tokoh tersebut untuk membicarakan perkembangan politik yang terjadi belakangan ini. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan dilakukannya penjajakan penggabungan antara koalisi Gerindra-PKS dan Demokrat-PAN.
“Sekalipun PAN saat ini mendukung pemerintah namun bisa dikatakan pertemuan mencoba untuk menjajaki duet poros Gerindra-PKS dan poros Demokrat-PAN. Dan, pertemuan itu tidak bisa lepas dari pengaruh tiga momentum yang terjadi di Tanah Air yakni polemik Perppu Ormas, dinamika UU Pemilu dan persiapan hajatan politik di 2018 serta 2019,” jelasHerman Dirgantarakepada wartawan, Sabtu (29/7/2017).
Namun demikian, poros koalisi tersebut diperkirakan tidak dapat terwujud bila Prabowo harus dipasangkan dengan putera sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Hal tersebut dikarenakan keduanya ingin menjadi calon presiden. Gerindra dan Demokrat dapat berkoalisi bila salah satunya, Prabowo atau AHY, tidak diusung.
“Saya kira Prabowo mustahil jadi cawapres, begitu pula AHY. Memang ada yang mau ngalah. Hampir mustahil komposisi Prabowo-AHY terwujud, apalagi kalau AHY-Prabowo. Keduanya kan juga sama-sama militer. Kalau mau, saya kira sudah harus mulai didorong tokoh alternatif dari dua poros itu,” jelas Herman.
(samsul arifin – www.harianindo.com)