Jakarta – Ketika menangis, air mata akan menetes dari bagian mata Anda. Apa yang terjadi ketika menangis adalah reaksi berantai dari tubuh yang Saat prosesnya terjadi, cukup sulit untuk menutup pintu air. Anda akan merasakan emosi yang kuat dan sinyal di otak Anda mulai meningkat.
Seperti dilansir dari metrotvnews.com, Sabtu (29/7/2017), dalam menghadapi keadaan yang intens, kesedihan, kebahagiaan ataupun ketakutan ekstrem, area otak yang mengendalikan proses emosional, mengirimkan sinyal ke hipotalamus, kelenjar di otak Anda yang terhubung ke sistem saraf otonom Anda.
Sistem saraf otonom tersebut menangani fungsi yang tidak Anda kendalikan seperti suhu tubuh, kelaparan, kehausan dan menangis. Sistem saraf ini akan melompat, memulai sistem saraf simpatik dan mempercepat respons fight or flight. Respon itu akan mencoba menghentikan Anda melakukan fungsi yang tidak penting seperti makan dan minum.
Alhasil, ini menyebabkan pembukaan antara pita suara di tenggorokan Anda membengkak, membuat tenggorokan terasa kencang. Kondisi ini berarti tubuh Anda sedang berusaha melindungi agar tidak mengeluarkan cairan hidung atau air mata.
Ilmuwan tidak sepenuhnya mengetahui mengapa emosi yang kuat membuat kita menangis. Beberapa psikolog berpikir bahwa menangis digunakan untuk mengirim sinyal kepada orang lain sehingga kita merasa sakit dan butuh pertolongan.
Air mata juga mungkin memiliki mekanisme perlindungan. Mereka melapisi permukaan mata Anda, bertindak sebagai perisai untuk melindungi mata Anda selama situasi berbahaya.
Baca juga: Kebiasaan Menggosok Gigi yang Perlu Diperhatikan
Saat menangis berakhir, Anda mungkin akan merasa lebih baik. Saat menangis, keinginan pertama Anda mungkin mencoba menahan air mata keluar. Tapi, membiarkan air mata mengalir dapat membuat otak melepaskan endorfin yang disebut leucine-enkephalins, yang bertindak seperti penghilang rasa sakit untuk meningkatkan suasana hati Anda. (Yayan – www.harianindo.com)