Quebec – Saint-Apollinaire, sebuah kota yang berada di dekat Kota Quebec, Kanada, menolak perubahan zonasi yang dapat mengizinkan pembangunan pemakaman Muslim. Keputusan itu diambil dalam sebuah referendum pada Minggu (16/7/2017).
Menurut aturan yang ada di provinsi tersebut, hanya 49 orang yang memenuhi syarat untuk memilih ; suara yang tidak setuju menang dalam referendum tersebut, dengan perolehan suara 19-16 dan satu kertas suara tidak sah.
Pembangunan pemakanan diajukan oleh Pusat Kebudayaan Islam Quebec, yang merupakan tempat tewasnya enam orang dan 19 orang terluka akibat penembakan pada Januari lalu.
“Kami tidak pernah berpikir bahwa orang dapat menolak pembangunan sebuah pemakaman” kata presiden Pusat Kebudayaan Islam Quebec , Mohamed Labidi kepada Radio-Canada. “Apa yang mereka takutkan?”
Pusat Kebudayaan Islam Quebec sudah membeli sebidang tanah di sebuah area hutan di dekat sebuah pemakaman, setelah peristiwa penembakan. Satu-satunya pemakaman Muslim di Quebec yaitu di Laval, beberapa jam dari Kota Quebec.
Keputusan dari penduduk kota untuk menolak pembangunan pemakaman telah menimbulkan kemarahan di kalangan Muslim dan ahli hukum hak sipil di seluruh negara itu dan mungkin akan memicu masalah hak asasi, kata Kabidi.
Walikota yang mendukung pembanguan pemakaman itu pun menyatakan jika dirinya khawatir keputusan itu akan mencederai reputasi kotanya.
Baca juga: Berhijab di Tiongkok, Wanita Ini Sempat Dianggap Gila
“Mereka tidak mengetahui orang-orang ini jadi mereka memutuskan berdasarkan desas-desus” ucap sang Walikota Bernard Ouellet seperti dilansir dari Canadian Broadcasting Corporation, Rabu (19/7/2017). (Yayan – www.harianindo.com)