Jakarta – Baru-baru ini, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafi’i Maarif menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi, di Istana Kepresidenan, Jakarta. Pertemuan selama 50 menit tersebut guna membahas berbagai hal.
Setelah pertemuan berakhir, Syafi’i yang kerap disapa Buya tersebut mengatakan, pembahasan utama dengan Jokowi terkait dengan ketimpangan ekonomi yang saat ini sedang terjadi. Tak sedikit hal yang harus dilakukan agar ketimpangan tersebut segera dihapus. Salah satunya memberantas radikalisme dan terorisme.
“Seperti jalan rumput kering yang rentan sekali dan bisa memicu macam-macam, pakai agama segala macam itu,” kata Syafi’i di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/7/2017).
Syafi’i lantas mencontohkan negara Timur Tengah yang sedang disibukkan dengan konflik horizontal, termasuk kemunculan ISIS di berbagai negara.
“Rongsokan peradaban Arab yang kalah. ISIS puncaknya,” ujar anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Pancasila (UKP-PIP) itu.
Bahkan, dirinya tak lupa meminta agar masyarakat tidak mudah terjerumus dan terpengaruh oleh paham-paham radikal yang belakangan ini marak terjadi. Caranya, dengan memilih guru atau pemuka agama yang tidak berpikir radikal dan menyimpang.
Baca Juga : HTI Siapkan Demo Besar Untuk Menolak Perppu Ormas
“Orang-orang Indonesia yang muslim menganggap karena mereka mengerti bahasa Arab, itu disangka mewakili agama. Ndak bisa. Ini rongsokan. Masa dibiarkan begini? Ya merusak di Filipina, merusak di mana-mana. Rongsokan peradaban Arab yang sedang jatuh, dibeli di Indonesia,” ucap dia.
(bimbim – www.harianindo.com)