Surabaya – Proyek jalan Middle East Ring Road (MERR) dari Gunung Anyar ke perbatasan Sidoarjo yang kini terhenti karena belum dibebaskannya lahan untuk proyek secara keseluruhan membuah Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya ingin mengambil alih kelanjutan proyek. Selama ini proyek MERR dikerjakan oleh pemerintah pusat.
“Bu wali (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini) mintanya agar kita saja yang garap supaya bisa cepat,” kata Kabid Jalan dan Jembatan Dinas PU, Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Ganjar Siswo Pramono kepada media, Jumat (14/7/2017).
Hingga kini, pemerintah pusat masih enggan meneruskan proyek tersebut karena menunggu semua lahan dibebaskan terlebih dahulu.
Sampai saat ini, ada 172 persil yang akan dibongkar di wilayah Gunung Sari hingga perbatasan Sidoarjo. 142 persil di antaranya sudah siap untuk dibongkar, sedangkan 30 lainnya masih menunggu konsinyasi karena uang ganti untung dari Pemkot Surabaya dititipkan ke Pengadilan Negeri.
“Kalau pusat maunya lahan sudah bebas semua, tinggal dikerjakan. Kalau masih bebas 1-2 lahan tidak mau kerjakan. Padahal itu strategi kami agar warga menganggap serius ada pengerjaan dan ini sangat ampuh,” imbuh Ganjar.
Proyek MERR sendiri dikerjakan secara bertahap. Tahap pertama dari perempatan Kenjeran ke perempatan Mulyorejo sejauh 4,65 km, tahap kedua dari perempatan Mulyorejo ke Gunung Anyar sejauh 6,25 km, serta tahap tiga dari perempatan Gunung Anyar ke perbatasan Sidoarjo sejauh 1,6 km.
Untuk saat ini, tinggal tahap tiga saja yang belum bisa dikerjakan, sedangkan untuk tahap satu dan dua sejauh 10,9 kn telah rampung dan telah digunakan oleh masyarakat untuk mengurai kemacetan di Surabaya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)